Koranriau.co.id-

PROYEK revitalisasi Sungai Veteran di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) menimbulkan polemik lantaran adanya dugaan kerusakan lingkungan akibat aktivitas pengurukan sungai.
Terkait hal ini Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Banjarmasin dan Pemerintah Provinsi Kalsel melakukan peninjauan lapangan ke lokasi proyek revitalisasi Sungai Veteran.
“Ada kelurahan masyarakat terkait pekerjaan revitalisasi sungai Veteran terkait dugaan pencemaran lingkungan,” kata Kepala Dinas LH Provinsi Kalsel, Fathimatuzzahra, Kamis (15/5).
Dugaan kerusakan lingkungan berupa penimbunan atau pengurukan sungai di bagian hilir, tepatnya di area belakang kelenteng dan restoran DMaster. Namun, hal tersebut merupakan bagian dari normalisasi dan pelebaran sungai, yang bertujuan untuk menyamakan lebar sungai menjadi 8 meter.
Proyek ini berada di bawah Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III dan masuk dalam Program Nasional Urban Flood Resilience Project. Sungai Veteran yang membelah kawasan pecinan Banjarmasin ini akan ditata dengan lebar sungai 8 meter dengan kedalaman 3-4 meter.
Adapun kondisi sungai saat ini sebagian besar mengalami penyempitan dan pendangkalan dan bahkan menyisakan lebar hanya 2-3 meter.Pelebaran sungai bertujuan agar kapasitas sungai meningkat secara signifikan.
Program revitalisasi sungai sepanjang 300 meter ini juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan genangan air dan mendukung sistem drainase kota lebih optimal.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Nonvertikal Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Kalimantan III, Ridwan Fauzi Rahman mengatakan, Sungai Veteran hanya memiliki lebar antara 2-3 meter. “Kawasan ini dulunya adalah kawasan permukiman padat di mana sungainya sempit. Pada era 2010 muncul rencana pembenahan kawasan tersebut,” ujarnya.
Revitalisasi Sungai Veteran juga melingkupi pembangunan pintu air dan pompa, sebagai pengendali air yang masuk dan ancaman banjir ke kawasan Veteran. (DY/P-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/nusantara/772239/revitalisasi-sungai-veteran-banjarmasin-menuai-polemik-diduga-merusak-lingkungan