Koranriau.co.id-
Jakarta –
Kabar duka datang dari salah satu penjual kopi kaki lima Singapura. Penjual yang telah menawarkan racikan kopi tradisional selama 60 tahun itu meninggal akibat kanker.
Banyak penjual makanan kaki lima legendaris yang masih hidup sehat sampai saat ini. Namun ada juga beberapa yang memiliki kondisi kesehatan menurun atau mengidap penyakit karena usia tidak muda lagi.
Kabar kepergian penjual makanan legendaris ini tentu membawa duka kepada para pelanggan setia. Terlebih ketika selama beberapa dekade penjual tersebut memang dikenal menawarkan makanan atau minuman enak dan pelayanan berkesan, seperti penjual kopi di Singapura ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama lebih dari 6 dekade, penjual kopi bernama Tan Chew Ning menjalankan bisnis kedai kopi Tai Hwa di Chinatown, Singapura, lapor mothership.sg pada Minggu, (14/9/2025).
Sejak usia 13 tahun, Tan Che Ning memang sudah belajar menyeduh kopi dari ayahnya. Ayah Tan telah mengoperasikan kedai kopi di Jalan Pagoda hingga diambil alih pada tahun 1993. Tan yang awalnya hanya membantu, kemudian bekerja di berbagai kedai kopi. Sampai akhirnya ia merintis usahanya sendiri.
![]() |
Tan kemudian mengambil alih Tai Hwa Coffee Stall di Chinatown Complex dan menjalani bisnis tersebut sampai akhir hayat. Bahkan sampai usia 80 tahun, ia masih meracik kopi untuk pelanggan.
Sayangnya pada 10 September lalu Tan dikabarkan meninggal dunia dan pemakamannya diadakan tiga hari kemudian.
Kepergian Tan disebabkan karena penyakit kanker yang dideritanya. Putra Tan mengungkap kepada Shin Min bahwa setahun lalu Tan memang mengalami sakit perut dan sembelit terus menerus.
Penjual kopi ini lalu melakukan pemeriksaan medis dan dikonfirmasi bahwa ia mengalami kanker usus besar. Tan sudah pernah menjalani operasi dan kemoterapi. Untuk sementara waktu, ia juga dinyatakan bebas kanker. Sayangnya kanker tersebut kambuh kembali.
Meskipun begitu, Tan tidak putus asa. Ia tetap bertekad jualan dan bekerja di kios kopinya. Tan tetap mengelola bisnis kedai kopi tersebut, tapi memperpendek jam operasionalnya. Dari yang tadinya hampir 17 jam sehari menjadi 11 jam saja.
![]() |
Putra Tan juga menyebut ayahnya tetap teguh menyeduh kopi dengan metode tradisional. Metode ini memakan waktu lebih lama untuk menyiapkan kopi sampai membuatnya kehilangan pelanggan. Namun Tan tidak peduli dengan hal tersebut.
Kabar duka ini dibagikan ke grup Facebook Hawkers United-Dabao 2020. Banyak orang terkejut dan memberikan penghormatan akan dedikasi Tan selama ini. Banyak juga yang terkejut karena ada yang sempat mengunjungi kios kopinya beberapa minggu lalu.
Kepergian Tan juga membuat keluarganya perlu memikirkan penerus warisan kedai kopi tersebut. Menurut laporan Mothership, kedai ini sedang dipertimbangkan akan diambil alih oleh menantu perempuan Tan.
(aqr/adr)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-8118652/sedih-penjual-kopi-kaki-lima-legendaris-ini-meninggal-akibat-kanker