Koranriau.co.id-

ANDA sering sakit kepala? Tanpa disadari, kita kerap menyepelkan sakit kepala. Ternyata bila dibiarkan, sakit kepala akan menjadi masalah yang lebih kompleks.
Meskipun sakit kepala bisa diartikan secara sederhana sebagai rasa nyeri di kepala, nyatanya terdapat banyak variasi jenis sakit kepala. Perbedaan ini bisa terlihat dari faktor penyebab, durasi, gejala, hingga tingkat intensitas yang berbeda-beda.
Menurut dr. Jeffry Foraldy Haryanto, Sp. N, seorang ahli neurologi di RS Hermina Bitung, penting bagi masyarakat untuk mengidentifikasi jenis sakit kepala yang dialami karena penyebab dan cara penanganannya bisa bervariasi.
“Secara umum, sakit kepala dibagi menjadi dua kategori. Yang pertama adalah sakit kepala primer, sedangkan yang kedua adalah sakit kepala sekunder,” ungkap dr. Jeffry dalam acara Bincang Sehat Emporio.
Selain itu, strategi pengobatan untuk masing-masing tipe sakit kepala ternyata berbeda-beda. Mari kita lihat lebih jauh mengenai berbagai jenis sakit kepala melalui penjelasan berikut.
Jenis Sakit Kepala
1. Sakit Kepala Primer
Sakit kepala primer ialah tipe sakit kepala yang tidak disertai kelainan struktural pada otak dan jaringan di sekitarnya. Jenis-jenis sakit kepala primer meliputi:
A. Sakit Kepala Tegang (Tension Type Headache)
Tipe sakit kepala ini adalah yang paling umum. Biasanya lebih banyak dialami perempuan dibandingkan pria. Durasi sakit kepala ini biasanya berkisar antara 30 menit hingga tujuh hari. Rasa sakitnya terasa seperti tekanan yang berat di seluruh bagian kepala dengan intensitas ringan hingga sedang, tetapi tidak semakin parah akibat aktivitas fisik yang biasa dilakukan.
Hingga kini, belum diketahui penyebab sakit kepala ini. Namun, ada beberapa faktor pemicu umum seperti stres, gangguan kecemasan, dan depresi yang bisa menyebabkan sakit kepala tegang. Mengadopsi gaya hidup lebih sehat bisa membantu mencegah sakit kepala tegang, seperti mendapatkan cukup tidur, menjaga pola makan dan olahraga yang teratur, serta mengelola stres dengan baik.
B. Migrain
Jenis sakit kepala ini merupakan yang kedua paling umum. Migrain dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Gejala migrain biasanya ditandai dengan rasa sakit berdenyut di satu sisi kepala dengan intensitas sedang hingga berat, seringkali disertai dengan mual dan muntah. Sakit kepala ini dapat menjadi lebih parah dengan aktivitas fisik yang rutin. Penderita migrain mungkin juga merasa tidak nyaman dengan cahaya terang dan suara. Gejala ini biasanya kembali muncul dan serangannya dapat bertahan dari empat jam hingga tiga hari.
C. Sakit Kepala Cluster (Cluster Headache)
Sakit kepala cluster yang termasuk dalam Trigeminal Autonomic Cephalalgias (TACs) juga termasuk dalam kategori sakit kepala primer. Tipe sakit kepala ini jarang terjadi dan lebih sering menyerang pria yang berada di akhir usia 20-an, meskipun bisa juga terjadi pada wanita dan anak-anak. Gejala sakit kepala cluster meliputi rasa sakit yang sangat hebat di area mata, di atas mata, atau di samping kepala (satu sisi), atau kombinasi dari ketiga daerah tersebut.
Gejala lainnya, mata merah, berair, kelopak mata yang turun atau bengkak, hidung terhambat atau meler, serta keringat di dahi dan wajah, dengan pupil mengecil di satu sisi wajah yang dapat disertai atau tanpa kegelisahan. Umumnya, sakit kepala ini berlangsung antara 15 menit hingga tiga jam, dengan frekuensi serangan berkisar dari satu kali dalam dua hari hingga delapan kali dalam sehari.
2. Sakit Kepala Sekunder
Sakit kepala sekunder merupakan jenis sakit kepala yang muncul akibat masalah pada otak atau struktur di sekitarnya, seperti:
- Infeksi
- Trauma pada kepala dan leher
- Masalah di pembuluh darah di otak dan leher
- Perubahan tekanan cairan otak yang meningkat atau menurun, peradangan yang tidak disebabkan oleh infeksi di dalam kepala, atau adanya tumor di kepala
- Dampak dari zat tertentu (paparan, kelebihan, penurunan, atau pengakhiran penggunaan suatu zat)
- Gangguan metabolik, seperti sakit kepala yang berkaitan dengan rendahnya kadar O2 (hipoksia) atau tingginya kadar O2 (hiperkapnia). Misalnya pada sakit kepala akibat sleep apnea, hipotiroidisme, hipertensi, atau akibat dialisis jantung (sakit kepala jantung)
- Sakit kepala yang berhubungan dengan masalah pada kepala, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, serta struktur wajah dan leher lainnya. Contohnya adalah Cervicogenic Headache, yang berkaitan dengan nyeri pada otot fascia, tulang leher (cervical) dan bagiannya, diskus (bantalan tulang belakang), atau jaringan lunak yang tidak selalu disertai dengan nyeri leher
- Sakit kepala yang muncul akibat gangguan psikiatri
Dr. Jeffry menegaskan bahwa salah satu cara membedakan nyeri kepala yang perlu diwaspadai adalah dengan memperhatikan gejalanya. “Yang berbahaya itu kalau misalnya nyeri kepalanya itu tiba-tiba muncul, nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba muncul nyeri. Terus kedua, nyerinya itu sakit sekali.”
Jika sakit kepala semakin parah dan disertai gejala seperti kekakuan leher, penglihatan kabur, kesulitan berbicara, atau masalah dalam bergerak, segera hubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. (siloamhospital/Z-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/774425/sering-sakit-kepala-kenali-jenis-dan-tanda-yang-harus-diwaspadai