Nasional

Suntikan Penurun Berat Badan Kurangi Risiko Kanker Terkait Obesitas hingga 50 Persen

Koranriau.co.id-

Suntikan Penurun Berat Badan Kurangi Risiko Kanker Terkait Obesitas hingga 50 Persen
Studi terbaru ungkap suntikan penurun berat badan seperti GLP-1RA dapat memangkas risiko kanker akibat obesitas hampir 50%.(Uchicagomedicine)

PARA ahli kanker menemukan suntikan penurunan berat badan dapat memangkas hampir separuh risiko kanker yang berkaitan dengan obesitas. Temuan itu “transformasional” dan bisa menandai dimulainya “era baru dalam pengobatan kanker preventif.”

Obesitas diketahui berhubungan dengan 13 jenis kanker. Meskipun menurunkan berat badan memang mengurangi risiko tersebut, para ilmuwan menghitung suntikan penurun berat badan memberikan efek perlindungan yang lebih besar dibandingkan hanya dengan menurunkan berat badan saja.

Peneliti di Israel mempelajari 6.000 orang dewasa yang tidak memiliki riwayat kanker sebelumnya, yang menjalani operasi bariatrik atau mengonsumsi agonis reseptor peptida-1 mirip glukagon (GLP-1RA), seperti liraglutide (Saxenda), exenatide (Byetta), atau dulaglutide (Trulicity). Obat-obatan ini bekerja dengan meniru hormon GLP-1 dalam tubuh, yang menurunkan kadar gula darah dan membuat orang merasa kenyang lebih lama.

Meskipun mereka yang menjalani operasi bariatrik kehilangan berat badan hampir dua kali lipat dibandingkan mereka yang mengonsumsi obat penurun berat badan, studi yang dipresentasikan di Kongres Eropa tentang Obesitas di Malaga, Spanyol, dan diterbitkan di The Lancet’s eClinicalMedicine, menemukan pengurangan risiko kanker secara umum tetap serupa.

Operasi bariatrik menurunkan risiko kanker sebesar 30%–42%, menurut para peneliti. Maka dari itu, dengan mempertimbangkan keunggulan operasi dalam mengurangi berat badan, para penulis studi menemukan obat penurun berat badan justru lebih efektif dalam mencegah kanker yang berkaitan dengan obesitas.

“Efek perlindungan dari GLP-1RA terhadap kanker terkait obesitas kemungkinan berasal dari berbagai mekanisme, termasuk pengurangan peradangan,” kata salah satu penulis utama, Prof Dror Dicker dari Hasharon Hospital, Rabin Medical Center, Petah Tikva, Israel.

Ia menambahkan obat-obatan generasi baru bisa memberikan manfaat yang lebih besar. “Obat GLP-1RA generasi baru yang sangat manjur dan lebih efektif dalam menurunkan berat badan mungkin memiliki keuntungan lebih besar lagi dalam mengurangi risiko kanker terkait obesitas. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa obat ini tidak meningkatkan risiko kanker yang tidak berhubungan dengan obesitas.”

Mounjaro

Sebuah studi terpisah yang juga dipresentasikan dalam konferensi tersebut dan diterbitkan di New England Journal of Medicine, secara langsung membandingkan suntikan penurun berat badan dan menemukan pasien yang menggunakan Mounjaro kehilangan sekitar 50% lebih banyak berat badan dibandingkan mereka yang menggunakan Wegovy. Pasien yang memakai Mounjaro rata-rata mengalami penurunan berat badan sebesar 20,2% di akhir uji coba dibandingkan 13,7% pada pengguna Wegovy.

Menanggapi temuan ini, Prof Mark Lawler, pakar riset kanker dari Queen’s University Belfast, mengatakan bahwa meskipun ini adalah studi observasional dan perlu kehati-hatian dalam menafsirkan hasilnya, hasilnya tetap sangat menggembirakan.

“Kita sudah tahu bahwa operasi bariatrik dapat mengurangi risiko kanker terkait obesitas sekitar sepertiga; data ini menunjukkan bahwa GLP-1 yang ditargetkan bisa memangkas risiko tersebut hingga hampir 50% — pendekatan yang dapat menjadi transformasi besar dalam pencegahan kanker terkait obesitas.”

“Secara biologis, hal ini masuk akal, karena penargetan GLP-1 menekan peradangan, yang merupakan salah satu ciri utama kanker.”

“Meskipun masih perlu penelitian lanjutan tentang bagaimana mekanismenya, data ini membuka kemungkinan menarik bahwa suntikan GLP-1 dapat mencegah berbagai jenis kanker dalam populasi umum, termasuk kanker umum seperti kanker payudara dan kolorektal, serta kanker yang sulit diobati seperti kanker pankreas dan ovarium. Ini bisa menjadi era baru dalam pengobatan kanker preventif.”

Peluang Bertahan Hidup

Prof Jason Halford, mantan presiden European Association for the Study of Obesity dan kepala departemen psikologi di Universitas Leeds, mengatakan obat ini juga sebaiknya diuji pada pasien yang baru didiagnosis menderita kanker untuk melihat apakah dapat meningkatkan peluang bertahan hidup.

Ia menambahkan bahwa obat ini memiliki “potensi menjadi fajar baru. Dan ini bukan hanya soal pencegahan; pengelolaan berat badan pada pasien yang baru didiagnosis kanker juga sangat krusial terhadap hasil pengobatan. Itu akan menjadi hal berikutnya yang perlu diteliti. Semakin banyak kanker yang kini dikaitkan dengan obesitas.”

Sebanyak 54 pakar internasional dari 12 negara mengeluarkan pernyataan bersama dalam konferensi tersebut, menyerukan agar obat penurun berat badan diuji secara prioritas untuk pencegahan kanker. Menindaklanjuti hal ini, tim ilmuwan di Inggris yang berbasis di Universitas Manchester dan didanai oleh Cancer Research UK, sedang merencanakan uji klinis skala besar yang melibatkan puluhan ribu pasien, yang diharapkan dapat dimulai dalam tiga hingga lima tahun mendatang.

Dr Matthew Harris dari Manchester Cancer Research Centre mengatakan bahwa suntikan penurun berat badan “benar-benar memberikan penurunan berat badan yang luar biasa, dan mungkin menjadi intervensi yang bisa diterapkan secara luas dalam skala populasi — sesuatu yang sebelumnya belum bisa kita capai.” (The Guardian/Z-2)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/770845/suntikan-penurun-berat-badan-kurangi-risiko-kanker-terkait-obesitas-hingga-50-persen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *