Koranriau.co.id-

MENINDAKLANJUTI kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah Indonesia, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melakukan kunjungan lapangan secara langsung ke Provinsi Riau, yang menjadi episentrum kejadian karhutla, pada Rabu, 23 Juli 2025.
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Rokan Hilir wilayah yang terdampak paling parah, Menteri Raja Juli Antoni menegaskan pentingnya sinergi antara pencegahan, pemadaman, dan penegakan hukum.
“Seberapa pun hebatnya pemerintah melakukan pemadaman dengan berbagai macam metodologi meskipun perlu dioptimalisasi, tidak ada lagi kasus baru dan tidak ada tersangka baru. Siapapun yang melakukan pelanggaran hukum, akan mendapatkan imbalan setimpal sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” ujar Raja Juli.
Sebelumya, pada 19 Juli 2025, Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Siddiq dan Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan (Gakkumhut), Dwi Januanto Nugroho, telah melakukan kunjungan ke lokasi karhutla. Gakkumhut sebagai koordinator penegakan hukum dan pembina teknis Manggala Agni memainkan peran sentral dalam memastikan seluruh respon berjalan efektif di lapangan.
Sementara itu Dirjen Gakkumhut Dwi Januanto Nugroho mengatakan siap mendukung upaya penegakan hukum kehutanan bekerjasama dengan Kepolisian dalam entitas Desk Karhutla di bawah koordinasi Menko Polkam. Ia menambahkan telah menurunkan tim Gakkumhut untuk memverifikasi kejadian kebakaran hutan khususnya di lokasi areal perijinan berusaha bidang kehutanan.
“Tentu, bila ada indikasi pelanggaran, segera akan ditindaklanjuti melalui penegakan hukum, baik perdata, pidana, maupun administratif,” tegas Dwi, Sabtu (26/7).
Sebagai ujung tombak pemadaman di lapangan, sebanyak 998 personel Manggala Agni telah diterjunkan dan tersebar di 17 Daerah Operasional (Daops) serta 12 Pondok Kerja. Mereka dikoordinasikan langsung oleh Gakkumhut untuk melaksanakan pemadaman darat, patroli terpadu, serta mendukung upaya modifikasi cuaca.
Untuk mendukung operasi pemadaman darat di Rokan Hilir, telah dikerahkan 8 Regu Manggala Agni yang setara dengan 120 personil dimana 3 Regu didatangkan dari Jambi dan Sumsel.
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) juga telah dilakukan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta TNI AU untuk mempercepat turunnya hujan di wilayah terdampak.
Menteri Kehutanan juga menginstruksikan seluruh unit eselon I untuk mendampingi dan mensupervisi upaya pencegahan dan penanggulangan karhut di berbagai daerah rawan kebakaran hutan, beberapa daerah yang telah supervisi antara lain Riau, Kalimantan Barat, Sumatra Barat, Jambi, dan Sulawesi Utara.
Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Laksmi Wijayanti mengatakan pihaknya juga melakukan langkah evaluatif terhadap para pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) guna memastikan bahwa upaya pencegahan karhutla di kawasan hutan dapat berjalan lebih efektif.
”Evaluasi ini menjadi komitmen Kemenhut untuk menegakkan prinsip kelestarian dan tanggung jawab pengelolaan hutan secara berkelanjutan, serta memastikan bahwa setiap pemegang izin menjalankan kewajiban pengendalian karhutla sesuai dengan ketentuan yang berlaku”, kata Laksmi.
“Penanganan karhutla bukan hanya tanggung jawab satu pihak. Ini kerja kolektif—melibatkan pemerintah pusat, daerah, aparat penegak hukum, dan masyarakat,” sambungnya.
Kementerian Kehutanan mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mencegah kebakaran hutan dan lahan. Masyarakat diimbau tidak membuka lahan dengan membakar, serta melapor jika menemukan indikasi pembakaran atau titik api. (H-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/795171/tangani-karhutla-kemenhut-mobilisasi-seluruh-sumber-daya