Koranriau.co.id-

KECERDASAN buatan (AI) yang terus berkembang pesat saat ini termasuk dalam dunia pendidikan harus disikapi dengan cerdas dan bijaksana.
Hal tersebut mengemuka dalam seminar internasional bertajuk AI in Education: Striking a Balance Between Innovation and the Human Touch, yang diselenggarakan Program Studi D-3 dan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mercu Buana (UMB), Jakarta.
Ketua Program Studi Manajemen S1 FEB UMB Dudi Permana menyampaikan AI semestinya menjadi alat bantu bagi manusia, bukan menggantikan peran manusia.
“Kehadiran AI saat ini jangan mengabaikan manusia. Penting untuk menjaga agar manusia tetap jadi pengendali teknologi, bukan justru sebaliknya,” ujar Dudi.
Ia pun berharap seminar mengenai AI tersebut menjadi momen reflektif penting bagi dunia pendidikan tinggi dalam menyikapi kehadiran AI. “UMB berkomitmen terus mendorong inovasi yang tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap transformasi digital,” pungkas Dudi.
Seminar ini diikuti ratusan mahasiswa UMB dan perguruan tinggi lain di seluruh Indonesia melalui offline dan daring. Juga dihadiri para pimpinan fakultas dan program studi yakni, Catur Widayati, Eri Marlapa, Aldina Shiratina, dan Cut Edwina Safia Oebit.
Seminar yang dimoderatori Yulia Sulianti itu menghadirkan empat narasumber dari dalam dan luar negeri. Mereka yakni Zairil (dosen manajemen UMB), Guruprasad Sushant Shetty (akademisi asal India), Alexander Nayoan (Dean of Artotel Group Learning Center), dan Arnastya Iswara Sanantagrha (dosen Binus University).
Pada kesempatan itu, Zairil memaparkan pentingnya AI dalam menciptakan sistem pembelajaran adaptif yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa.
“AI juga bisa digunakan dalam learning analytics untuk menciptakan pembelajaran yang lebih personal dan efektif,” terang Zairil.
Narasumber lainnya, Alexander Nayoan, menegaskan teknologi tak boleh menggeser peran dosen sebagai pembimbing nilai dan karakter.
“Soft skills seperti empati dan komunikasi tak tergantikan teknologi secanggih apapun,” terang dia.
Sementara itu, Arnastya Iswara Sanantagrha dalam paparannya bertajuk Education’s Risky Affair: Will AI Elevate or Erode the Human Dimension of Learning?, menekankan pentingnya peran guru sebagai penjaga nilai. Ia juga mendemonstrasikan simulasi interaktif dengan AI untuk menunjukkan potensi sekaligus keterbatasan teknologi dalam proses pembelajaran. (H-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/792248/teknologi-ai-tidak-bisa-gantikan-peran-dosen-dalam-pendidikan