Tito Ungkap Modus-modus Beras Oplosan, Libatkan Perusahaan Besar
Ekonomi

Tito Ungkap Modus-modus Beras Oplosan, Libatkan Perusahaan Besar

Koranriau.co.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkap praktik pengoplosan dan pengurangan volume kemasan beras terjadi secara masif dan merugikan masyarakat luas, serta melibatkan perusahaan-perusahaan besar. 

“Ini dilakukan oleh perusahaan besar. Coba bayangkan?” kata Tito di Kantor Kemendagri, Selasa (22/7).

Tito menjelaskan, ada dua bentuk kecurangan yang ditemukan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, pengurangan isi kemasan. Misalnya, beras yang seharusnya seberat 5 kilogram ternyata hanya berisi 4,5 kilogram. Meski terlihat kecil, pengurangan setengah kilogram ini bisa berdampak besar bila dikalikan jutaan kantong.

“Bayangkan setengah kilo ini dikorupsi. Itu setengah kilo sekantong. Coba dikalikan berapa juta kantong?” kata mantan Kapolri tersebut.



Kedua, adalah praktik pengoplosan beras. Beras premium dicampur dengan kualitas medium, lalu dijual kembali dengan harga premium. Menurut Tito, kecurangan ini dilakukan oleh pelaku dari perusahaan-perusahaan besar.

“Beras yang premium digabung sama kualitas medium. Setelah itu dijual dengan harga premium,” katanya.

Tito menyebut, praktik curang ini juga menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto.

Dalam acara peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025), Presiden menilai tindakan tersebut sebagai bentuk penipuan terhadap masyarakat.

“Pak Presiden menyebut ini penipuan. Bayangkan, setengah kilo per kantong dikurangi, dikalikan jutaan kantong. Ini sangat merugikan rakyat,” kata Tito.

Ia menambahkan, Presiden Prabowo memberikan perhatian khusus terhadap harga beras sebagai komoditas utama yang harus dijaga kestabilannya, selain bahan bakar minyak (BBM).

“Harga beras menjadi atensi nomor satu Bapak Presiden karena ini memang komoditas yang harus diamankan,” katanya.

Kementerian Pertanian (Kementan) dan Satgas Pangan Polri mengungkap praktik pengoplosan beras. Hasil investigasi menyebutkan 212 merek beras terbukti tidak sesuai standar mutu.

Investigasi yang dilakukan pada periode 6 hingga 23 Juni 2025 ini mencakup 268 sampel beras dari 212 merek yang tersebar di 10 provinsi.

Sampel ini melibatkan dua kategori beras, yaitu premium dan medium, dengan fokus utama pada parameter mutu, seperti kadar air, persentase beras kepala, butir patah, dan derajat sosoh.

Berdasarkan temuan Kementan dan Satgas Pangan, beras dioplos dengan mencampur beras premium dengan beras medium. Kemudian dijual dengan harga premium.

Padahal berdasarkan standar mutu beras yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 6128:2020, beras premium berkadar air maksimal 14 persen, butir kepala minimal 85 persen, dan butir patah maksimal 14,5 persen.

Sedangkan beras medium berkadar air maksimal 14 persen, butir kepala minimal 80 persen, dan butir patah maksimal 22 persen.

“Sangat kami sayangkan, sejumlah perusahaan besar justru terindikasi tidak mematuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Masyarakat membeli beras premium dengan harapan kualitasnya sesuai standar, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kalau diibaratkan, ini seperti membeli emas 24 karat namun yang diterima ternyata hanya emas 18 karat,” ujar Amran.

(fdl/vws)


Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250724102005-92-1254269/tito-ungkap-modus-modus-beras-oplosan-libatkan-perusahaan-besar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *