Nasional

Upaya Gencatan Senjata Gaza Gagal, Trump Dukung Eskalasi Militer Israel

Koranriau.co.id-

Upaya Gencatan Senjata Gaza Gagal, Trump Dukung Eskalasi Militer Israel
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza. (Media Sosial X)

BEBERAPA minggu lalu, Presiden Donald Trump optimistis kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Gaza, membebaskan sandera, dan mengalirkan bantuan kemanusiaan. Namun, harapan itu kini sirna. 

Trump menarik tim negosiatornya dari pembicaraan gencatan senjata setelah AS menilai Hamas tidak bernegosiasi dengan itikad baik. Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, kini tengah mencari “opsi alternatif” untuk membebaskan sandera.

Pada Jumat, Trump justru mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza, meskipun dunia semakin geram melihat penderitaan warga sipil, termasuk anak-anak yang kelaparan. “Mereka (Hamas) sepertinya ingin mati, dan itu sangat buruk. Harus diselesaikan,” ujar Trump sebelum berangkat ke Skotlandia untuk akhir pekan. 

Pernyataan ini menunjukkan ia tidak akan menekan Israel untuk menghentikan operasi militer yang telah berlangsung selama 21 bulan.

Trump menolak membeberkan detail pembicaraannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang tindakannya di Gaza dan Suriah belakangan membuatnya kecewa. “Mereka (Israel) harus bertarung dan membersihkan (Hamas),” katanya.

Gencatan Senjata

Kegagalan negosiasi ini menandai mundurnya upaya Trump untuk mencapai gencatan senjata, yang awal bulan ini tampak hampir selesai. Kegagalan ini, ditambah dengan kesulitan menyelesaikan perang Rusia-Ukraina, membuat Trump frustrasi dalam ambisinya meraih Nobel Perdamaian. Ia menyalahkan Hamas atas kebuntuan ini, dengan mengatakan bahwa kelompok itu kehilangan daya tawar setelah banyak sandera dibebaskan atau meninggal.

Meski demikian, sinyal dari pihak lain di kawasan menunjukkan harapan masih ada. Mesir dan Qatar, yang menjadi mediator, menyebut penghentian sementara pembicaraan sebagai hal “wajar” dalam negosiasi rumit ini. 

Seorang pejabat senior Israel juga menegaskan pembicaraan belum sepenuhnya runtuh dan masih ada peluang untuk melanjutkan. Beberapa pejabat AS berharap langkah Trump dan Witkoff dapat mendorong Hamas untuk bersikap lebih kooperatif.

Namun, penarikan AS dari pembicaraan di Doha, Qatar, mengejutkan banyak pihak. Seorang sumber yang mengetahui proses negosiasi menyebutnya sebagai “gempa bumi” dengan dampak yang masih dirasakan. Kendala utama tetap sama: kapan dan bagaimana perang akan diakhiri, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan, serta penempatan ulang militer Israel di Gaza.

Anak-anak kelaparan

Di tengah krisis kelaparan yang memburuk di Gaza, tekanan untuk mencapai kesepakatan semakin mendesak. Presiden Tunisia Kais Saied, dalam pertemuan dengan penasihat Trump untuk Afrika, Massad Boulos, menunjukkan foto-foto anak-anak Gaza yang kelaparan dan bahkan memakan pasir. “Ini benar-benar tidak bisa diterima, ini kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Saied, menurut laporan AFP.

Trump menegaskan Hamas menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan, meskipun ia mengklaim AS telah menyumbang US$60 juta untuk makanan dan kebutuhan lainnya. Namun, laporan internal pemerintah AS tidak menemukan bukti pencurian bantuan oleh Hamas. 

Sementara itu, sekutu AS seperti Inggris dan Prancis mengambil sikap lebih keras terhadap Israel. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut eskalasi militer Israel “tidak dapat dibenarkan,” sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana untuk mengakui negara Palestina di Sidang Umum PBB pada September, langkah yang memicu kemarahan Israel.

Meski begitu, Trump meremehkan langkah Macron, menyebutnya “tidak berbobot” sambil tetap memuji hubungan pribadinya dengan presiden Prancis tersebut. Dengan situasi yang kian rumit, belum jelas kapan atau bagaimana solusi untuk krisis Gaza ini akan tercapai. (CNN/Z-2)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/internasional/795116/upaya-gencatan-senjata-gaza-gagal-trump-dukung-eskalasi-militer-israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *