Wamen Fahri Ingin Beli Rumah di RI Seperti Judi Online, Apa Maksudnya?

Jakarta, CNN Indonesia —

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah ingin proses membeli rumah di Indonesia seperti aktivitas judi online (judol).

Menurutnya, selama ini proses untuk memiliki rumah atau hunian di Indonesia sangat ribet. Ada banyak tahapan yang harus dilewati para calon konsumen, begitu pula dengan seabrek pungutannya.

“Ini ribet! Rakyat saja datang masuk komputer kayak orang main judi online itu. Pegang komputer, dia ngetik-ngetik. Dia eligible atau tidak, ya biar komputer yang tolak (sistem yang menentukan),” jelasnya dalam Simposium Nasional Sumitronomics di JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (3/6).

“Jangan terlalu banyak ketemu pengembang, ketemu macam-macam orang. Jadi, itu (digitalisasi) baru bisa masif (kepemilikan rumah) dan itu akan menggerakkan perekonomian kita secara lebih cepat,” tambah Fahri.

Fahri juga mengkritik besarnya biaya tanah untuk perumahan. Ia menuding ada spekulan-spekulan yang bermain sehingga membuat biayanya bengkak.

Padahal, tanah menyumbang 40 persen dari komponen biaya pembangunan rumah di Indonesia.

“Efisiensikan biaya perizinan, enggak perlu pungut-pungut di awal. Apa yang akan terjadi? Kita bisa mengurangi biaya (pembangunan rumah) bisa-bisa sampai 50 persen,” klaim anak buah Presiden Prabowo Subianto itu.

Ia mengklaim sebenarnya ada banyak calon investor asing antre mendanai program 3 juta rumah. Kendati, Pemerintah Indonesia tak mampu menjawab saat ditanya lokasi tanah untuk membangun rumah tersebut.

Masalah ini muncul karena Kementerian PKP mengaku tak punya otoritas mengurus tanah untuk perumahan. Fahri menegaskan pihaknya tengah membereskan masalah itu dengan upaya merampas otoritas tersebut dari stakeholder terkait.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)