Koranriau.co.id-

UDARA sejuk Kota Batu menyambut para guru dan calon kepala sekolah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka berkumpul di Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Jawa Timur untuk mengikuti pelatihan yang tidak biasa, bukan sekadar mengasah kemampuan administratif, tetapi membangun kepemimpinan yang transformatif dan inspiratif.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq dalam sambutannya saat membuka acara Pelatihan Tahap III Bakal Calon Kepala Sekolah se Provinsi Jawa Timur, Sabtu (11/10).
Lebih lanjut, Wamen Fajar mengingatkan bahwa kepala sekolah bukan hanya manajer, tetapi navigator dan arsitek pembelajaran di sekolahnya.
“Sekolah yang hebat bukan karena teknologinya yang canggih, tapi karena warganya cepat belajar dan mau berubah. Kepala sekolah adalah penggerak utama budaya itu,” ujar Wamen Fajar, disambut tepuk tangan peserta.
Selain itu, Wamen Fajar menekankan pentingnya kepemimpinan yang berkarakter yaitu kepala sekolah yang tidak hanya mengatur, tetapi menginspirasi dan menumbuhkan semangat belajar di lingkungannya.
Menurut alumni program doktoral Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan Universitas Gajah (UGM) tersebut, kepala sekolah harus mampu menyeimbangkan tiga fungsi utama yaitu memberi arah (directive-instructive), mentransformasi cara berpikir guru dan siswa (transformative), serta membimbing dan memberdayakan (distributive).
Dalam kesempatan tersebut, Wamen Fajar menggambarkan sekolah ideal sebagai organisasi pembelajar, tempat semua unsur saling tumbuh dan belajar bersama.
“Ada lima prinsip organisasi pembelajar dari Peter Senge yaitu personal mastery, mental model, shared vision, team learning, dan system thinking yang kelimanya menjadi kunci yang perlu dihidupkan di setiap sekolah” ujarnya.
Bagi Wamen Fajar, jika lima prinsip ini dijalankan, sekolah akan menjadi ekosistem yang hidup, di mana guru dan murid sama-sama belajar, saling memperkuat, dan terus berkembang.
Di sisi lain, Wamen Fajar juga menyinggung arah kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di bawah kepemimpinan Menteri Abdul Mu’ti, yang tengah memperkuat ekosistem pembelajaran mendalam, termasuk melalui gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Gerakan ini, menurutnya, menumbuhkan karakter dan motivasi belajar siswa, sekaligus memperkuat peran kepala sekolah dalam membangun budaya belajar yang berkelanjutan.
“Negara maju bukan hanya karena infrastrukturnya, tapi karena dua etos, yaitu etos belajar sepanjang hayat dan etos belajar cepat. Dan dua etos itu lahir dari sekolah-sekolah yang punya pemimpin yang mau terus belajar.” tutupnya disambut tepuk tangan penuh semangat para calon bakal kepala sekolah yang hadir dalam pelatihan tersebut.
Suasana hangat terasa di aula BBGTK Jawa Timur. Para kepala dinas pendidikan kabupaten dan kota se-Jawa Timur turut hadir, memberikan dukungan bagi para calon kepala sekolah yang tengah menempuh program ini.
Kegiatan yang berlangsung selama sepuluh hari ini merupakan bagian dari implementasi Permendikdasmen Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penyiapan Kepala Sekolah, yang menggabungkan pembelajaran daring dan luring dalam satu kesatuan pengalaman.
Kepala BBGTK Jawa Timur, Abu Khaer menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wamen Fajat dan telah memberi semangat para peserta, sementara Direktur Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, Iwan Junaedi, menggarisbawahi makna besar dari program ini.
“Kita sedang menyiapkan kepala sekolah yang tidak hanya memimpin, tapi menggerakkan,” ujar Iwan.
Dari Kota Batu, semangat untuk selalu menjadi pemimpin pembelajar yang disampaikan Wamen Fajar kini bergaung ke seluruh Indonesia, dengan harapan dapat melahirkan kepala sekolah yang tangguh, adaptif, dan berjiwa pembelajar. (RO/Z-1)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/819939/wamendikdasmen-fajar-dorong-kepala-sekolah-jadi-navigator-dan-arsitek-pembelajaran