Koranriau.co.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Warga Kanada ramai-ramai memboikot produk asal Amerika Serikat (AS). Sejumlah bisnis akhirnya terdampak dan menjadi korban gerakan ini.
Gerakan boikot di Kanada merupakan buntut ketegangan hubungan dua negara. Gara-garanya, Presiden AS Donald Trump menghajar produk impor dari Kanada dengan tarif 35 persen.
Pemicu kemarahan warga Kanada lainnya adalah pernyataan Trump yang kerap menebar ancaman bakal menjadikan Kanada sebagai negara bagian AS ke-51.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang kena imbas adalah produsen minuman beralkohol dari AS. Bisnis mereka jatuh gara-gara boikot ini. Para pejabat Kanada bahkan sampai melarang minuman beralkohol AS dari rak-rak toko. Larangan tersebut masih berlaku di banyak provinsi hingga saat ini.
Warga Kanada bukan cuma enggan menenggak minuman keras buatan AS, mereka juga tak sudi mengunjungi Negeri Paman Sam. Langkah ini berdampak buruk bagi banyak resor dan bisnis perjalanan AS yang dulunya bergantung pada arus kedatangan turis Kanada yang stabil.
Pada kondisi normal, sekitar 70 persen pegolf harian di Bluff Point Golf Resort di Plattsburgh, New York, adalah warga Kanada. Lokasi resor ini hanya 35 menit dari pusat kota Montreal, Kanada. Sayangnya, itu tak lagi terjadi pada tahun ini.
“Ada penurunan yang drastis. Sangat jarang kami melihat seseorang dari Kanada yang datang untuk bermain golf,” kata Paul Dame, pemilik Bluff Point Golf Resort kepada CNN Business, Selasa (14/10).
Akibatnya, Bluff Point Golf Resort memangkas jam kerja karyawan dan merumahkan staf kebersihannya.
Pengusaha pelayaran juga terkena imbasnya, seperti yang dirasakan layanan feri Clipper Navigation, yang berbasis di Seattle, AS.
CEO Clipper Navigation Collins menyadari penurunan mendadak dalam pemesanan dari Kanada ke AS. Jumlah penumpang rute Vancouver dan Seattle anjlok 30 persen sepanjang tahun ini.
Demi bertahan hidup, jadwal berlayar dikurangi dan seperempat karyawan di-PHK, terutama yang bekerja di Seattle.
Menurutnya, yang paling bikin sakit hati warga Kanada ada ancaman Trump yang bakal mencaplok Kanada sebagai negara bagian terbaru.
“Jelas ada rasa harga diri nasional yang tersinggung. Orang-orang berkata, ‘baiklah, jika memang harus seperti itu, saya punya pilihan dan pilihan saya adalah tidak bepergian ke AS,'” kata Collins menirukan tanggapan para warga Kanada.
Pusat Statistik Kanada mencatat jumlah pengunjung Kanada ke AS yang melalui perjalanan darat anjlok 31 persen per September 2025. Sementara, kunjungan melalui pesawat udara juga turun 13 persen.
Perbatasan AS-Kanada merupakan perbatasan antarnegara terpanjang yang tidak dijaga di dunia. Hal ini bisa terjadi karena harmonisnya hubungan negara tetangga ini. Kini, kemesraan itu retak gara-gara Trump.
Selain kebijakan tarif dan ancaman pencaplokan, warga Kanada juga ogah menginjakkan kaki ke AS karena was-was akan penegakan hukum perbatasan yang agresif oleh pemerintahan Trump.
Geoff Freeman, Presiden dan CEO Asosiasi Perjalanan AS, mengatakan beberapa pengunjung asing dari Kanada dan negara lain khawatir mereka akan ditahan atau perangkat mereka diperiksa saat melewati bea cukai AS.
“Persepsi yang ada adalah bahwa para pelancong tidak lagi disambut seperti dulu. Hal terpenting yang dapat dilakukan pemerintah adalah mengirimkan pesan kepada para pelancong di seluruh dunia bahwa AS terbuka untuk bisnis dan pelancong legal,” kata Freeman.
(pta/sfr)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20251014121203-92-1284317/warga-kanada-rama-ramai-boikot-produk-as-ada-apa