Koranriau.co.id-

ANEMIA tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Menurut data WHO, sekitar setengah miliar perempuan usia reproduktif dan ratusan juta anak balita menderita anemia. Penyakit ini juga menyebabkan gangguan perkembangan pada anak, risiko buruk pada kehamilan, bahkan penurunan produktivitas ekonomi.
WHO mencatat anemia banyak menyerang anak-anak di bawah lima tahun, khususnya yang berusia di bawah dua tahun. Di samping itu, anemia juga dialami remaja perempuan yang sedang menstruasi, perempuan usia 15-49 tahun, serta ibu hamil dan nifas. Angka global bahkan menunjukkan ratusan juta perempuan dan anak balita terpengaruh. Di mana Afrika dan Asia Tenggara menjadi daerah yang paling terdampak.
Mengapa Anemia Berbahaya?
Anemia merupakan kondisi di mana ketidak kemampuan darah membawa oksigen. Hal itu membuat penderitanya mudah lelah, menurun kapasitas fisik, dan mengalami gangguan kognitif.
Pada anak, ini bisa berarti keterlambatan perkembangan motorik dan kognitif serta menurunnya performa di sekolah. Sedangkan pada ibu hamil, anemia berhubungan dengan kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan meningkatnya risiko kematian maternal.
Anemia Merupakan Sebuah Gejala
Anemia bukan satu-penyebab, penyakit ini adalah tanda berbagai kondisi. Faktor utama yang sering ditemukan adalah:
- Kekurangan zat besi (disebabkan asupan rendah atau gangguan penyerapan), yang merupakan penyebab nutrisi paling umum.
- Kekurangan vitamin penting seperti folat, vitamin B12, dan vitamin A yang berperan dalam produksi sel darah merah.
- Infeksi dan penyakit, seperti malaria, tuberkulosis, HIV, serta infeksi parasit yang bisa mengganggu penyerapan nutrisi atau menyebabkan kehilangan darah.
- Kondisi ginekologis dan obstetrik, seperti perdarahan menstruasi berat, kehilangan darah saat persalinan, atau volume darah yang meningkat selama kehamilan.
- Kelainan genetik darah
Diagnosis anemia dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin dan menemukan penyebab dasar agar terapi tepat sasaran.
Pengobatan dan Pencegahan
Langkah penanganan dan pencegahan disesuaikan dengan penyebabnya melalui dua pendekatan, yaitu:
Pendekatan gizi
- Perbaiki pola makan dengan konsumsi makanan kaya zat besi (daging tanpa lemak, ikan, unggas, kacang-kacangan, sayuran hijau), folat, vitamin B12 dan vitamin A.
- Kombinasikan sumber zat besi dengan makanan tinggi vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
- Fortifikasi atau penambahan zat besi ke makanan pokok dan suplementasi.
Pendekatan infeksi dan faktor non-gizi
- Cegah dan obati malaria, schistosomiasis, serta infeksi cacing yang menyebabkan kehilangan darah.
- Vaksinasi, sanitasi, dan kebersihan membantu menurunkan beban infeksi yang memicu anemia.
- Deteksi dan pengelolaan penyakit kronis serta penanganan kelainan darah bawaan.
(WHO/Z-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/837968/who-anemia-serang-500-juta-perempuan-di-seluruh-dunia-ini-cara-mencegahnya




